Ketika data ditransmisikan data mengalami gangguan yang menyebabkan terjadinya error. Agar sebuah data diterima sesuai dengan data yang ditransmisikan maka error tersebut harus didektesi dan dikoreksi.
1. Type of Error
a. Single – bit Error
Single – bit Error berarti hanya ada satu bit dari unit data ( dapat berupa Byte, character, ubit data atau paket ) yang mengalami perubahan baik dari 1 ke 0 atau dari 0 ke 1. Single – bit Error biasanya terjadi pada serial data trasmision, namun tidak menutup kemungkinan terjadi pada paralel data transmission.
b. Multiple – bit Error
Multiple – bit Error berarti ada dua atau lebih bit dari unit data yang mengalami perubahan baik dari 1 ke 0 atau dari 0 ke 1 secara acak atau tidak berurutan.
c. Burst
Burst berarti ada dua atau lebih bit dari unit data yang mengalami perubahan baik dari 1 ke 0 atau dari 0 ke 1 secara berurutan.
2. Error Detection
Error Detection menggunakan konsep redundancy yang artinya menambahkan bit extra pada data untuk mendeteksi error pada tujuan. ]
Error Detection terdiri dari beberapa metode yaitu : VRC, LRC, CRC – biasanya digunakan pada data link layer dan checksum – khusus digunakan pada upper layers.
a. VRC (Vertical Redundancy Check )
Menambahkan sebuah parity bit pada setiap data sehingga jumlah total bit 1 pada data menjadi genap. VRC dapat mendeteksi semua single bit error serta dapat mendeteksi multiple dan burst error hanya jika jumlah total error pada data adalah ganjil.
Jika receiver mengetahui bahwa data yang dikirim telah dimasuki noise atau corrupt maka data akan dibuang dan meminta untuk pengiriman kembali.
b. LRC ( Longitudinal Check Redundancy )
LRC untuk data dikirim secara blok. Cara ini seperti VRC hanya saja penambahan bit pariti tidak saja pada akhir karakter tetapi juga pada akhir setiap blok karakter yang dikirimkan. Untuk setiap bit dari seluruh blok karakter ditambahkan 1 bit pariti termasuk juga bit pariti dari masing-masing karakter. Tiap blok mempunyai satu karakter khusus yang disebut Block Check Character (BCC) yang dibentuk dari bit uji. dan dibangkitkan dengan cara sebagai berikut :
"Tiap bit BCC merupakan pariti dari semua bit dari blok yang mempunyai nomor bit yang sama. Jadi bit 1 dari BCC merupakan pariti genap dari semua bit 1 karakter yang ada pada blok tersebut, dan seterusnya"
LRC memiliki keunggulan dalam kecepatan untuk mendeteksi error pada single bit maupun burst error. Namun jika pada unit data terdapat dua bit mengalami kerusakan yang posisinya sama, maka LRC Checker tidak dapat mendeteksi error. Kerugian : terjadi overhead akibat penambahan bit pariti per 7 bit untuk karakter.
c. CRC ( Cyclic Check Redundancy )
Cyclic Redundancy Check (CRC) adalah salah satu fungsi hash yang dikembangkan untuk mendeteksi kerusakan data dalam proses transmisi ataupun penyimpanan. CRC menghasilkan suatu checksum yaitu suatu nilai dihasilkan dari fungsi hash-nya, dimana nilai inilah yang nantinya digunakan untuk mendeteksi error pada transmisi ataupun penyimpanan data. Nilai CRC dihitung dan digabungkan sebelum dilakukan transmisi data atau penyimpanan, dan kemudian penerima akan melakukan verifikasi apakah data yang diterima tidak mengalami perubahan ataupun kerusakan.
CRC32 32 juga melambangkan panjang checksum dalam bit. Bentuk CRC yang disediakan untuk algoritma sesuai dengan ide pembagian ”polynomial”. Dan hal ini digunakan untuk memperhitungkan checksum yang sama dari seluruh algoritma CRC. Algoritma CRC adalah cara yang bagus dan teruji untuk pengecekan byte dalam jumlah besar dari suatu file yang telah termodifikasi maupun tidak. Algoritma ini mencari lewat seluruh jumlah byte dan menghasilkan angka 32 bit untuk menggambarkan isi file. Dan sangat kecil sekali kemungkinan dua stream dari byte yang berbeda mempunyai CRC yang sama. Algoritma CRC32 dapat diandalkan juga untuk mengecek error yang terjadi dalam urutan byte.
Dengan CRC32 kemungkinan perubahan standar (penyimpangan dari penghitungan CRC terhadap file) yang terjadi dapat dikendalikan. Perkembangan teknologi dan informasi membawa perubahan besar dalam penggunaan metode Checksum CRC32. Banyak bermunculan software-software jahat (baca:Malware) dan juga perkembangan virus computer yang semakin canggih membuat metode Checksum CRC32 lantas digunakan untuk mengetahui mendeteksi virus dengan acuan nilai crc32-nya. Nilai crc32 adalah nilai yang didapat dari besar file dan nama file yang dibandingkan dengan tabel crc32 yang sudah ada acuannya.
3. Error corrected
Kode Hamming mampu mendeteksi dan mengetahui posisi 1 bit yang salah di penerima

0 komentar:
Posting Komentar